
Laporan
Praktikum
Pengelolaan
Limbah Pertanian
Mengenal
Bakteri Escherichia Coli
OLEH
:
ANDIKA
SEPTA S.B.H.
NIM
: 081510501139
JURUSAN
HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2010
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di dunia ini air merupakan salah satu komponen
penting kebutuhan hidup manusia. Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
air minum, memasak, mandi maupun mencuci. Pemenuhan kebutuhan air bersih saat
ini sudah mulai berkurang, karena penurunan kualitas maupun kuantitas air di
lingkungan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena pencemaran air.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air menjadi masalah yang besar. Dampak
langsung dari pencemaran air adalah terjadi degradasi air di mana-mana, baik
itu di air tanah, air sungai, maupun air laut. Sedangakn pencemaran itu sendiri
dapat terjadi akibat adanya bakteri Untuk mengetahui dampak pencemaran air oleh
adanya bakteri adalah dengan mengisolasi limbah yang mengandung baktri, yang
dalam hal ini adalah bakteri E-coli.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air
meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan
yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik,
dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk
penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan
bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Penurunan kualitas air yang terjadi di
menjadi sorotan utama yaitu tercemarnya air oleh bakteri E-coli, permasalahan
ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pola hidup kebanyakan masyarakat.
Dengan adanya hal tersebut maka keberadaan air sebagai kebutuhan sehari-hari
akan menjadi tercemar, maka untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi
akibat keberadaan bakteri E-coli perlu adanya pengidentifikasian jumlah
besarnya bakteri pada limbah cair. Sebagai perbandingannya maka diambil
beberapa sampel dari berbagai jenis limbah cair. Dengan menggunakan metode
isolasi maka akan didapatkan jumlah bakteri dalam bentuk koloni. Dengan
pentingnya untuk mengetehui jumlah besarnya bakteri dalam air, maka metode ini
penting untuk dilakukan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar
mahasiswa dapat mengetahui dimana saja Bakter Escherichia coli berada,dan
apa saja manfaat dari bakteri Escherichia
coli tersebut bagi manusia.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia
serta makhluk hidup yang lain. Dalam pengamatan dan pelestarian sumber daya air
harus terus diperhatikan segenap pengguna air termasuk juga oleh pemerintah
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang
semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan
lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas
air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk
hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003).
Penurunan
kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sumur oleh
bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk,
buruknya sistem pembuangan limbah masyarakat, pembuatan Wc, septik tank dan
sumur resapan yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari
kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar. Hal ini dapat dilihat
pada penelitian jumlah bakteri E.coli dimana pada sumur gali yang ada
di Sekolah MAN II Talang Rimbo dan industri kopi cap Gelas Kecamatan Curup,
Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu jumlah E.coli yaitu
>2400 MPN/100ml atau dapat beresiko tinggi karena ambang baku mutu bakteri E.coli
adalah 50 MPN/100ml (Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Bengkulu,
Dinas Kesehatan Proinsi Bengkulu, 2005).
Di dunia ini air merupakan salah satu komponen
penting kebutuhan hidup manusia. Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
air minum, memasak, mandi maupun mencuci. Pemenuhan kebutuhan air bersih saat
ini sudah mulai berkurang, karena penurunan kualitas maupun kuantitas air di
lingkungan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena pencemaran air.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air menjadi masalah yang besar. Dampak
langsung dari pencemaran air adalah terjadi degradasi air di mana-mana, baik
itu di air tanah, air sungai, maupun air laut (Achmad, 2004).
Beberapa contoh pencemaran air terjadi di beberapa
daerah antara lain Gunungkidul, Klaten dan Banjarnegara. Di Gunungkidul,
pencemaran air bersih mengakibatkan kasus diare pada masyarakat yang
menggunakan sumber air tercemar tersebut (Suara Merdeka-a, 2008). Sementara di
Klaten, Desa Sukorejo.Wedi, pencemaran air menyebabkan penyakit typus, diare maupun
demam. Begitu pula kasus yang terjadi di daerah Banjarnegara (Suara Merdeka-c,
2008).
Dari ketiga kasus tersebut, kesamaannya adalah air
yang dikonsumsi mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli)
yang melebihi batas ambang yang diperkenankan pada air yang memenuhi syarat
dikonsumsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan air bersih yang
bebas dari pencemaran akibat banyaknya aktivitas manusia dewasa ini. Secara
umum ada empat kegiatan dalam siklus perputaran air berkaitan aktivitas
manusia, yaitu eksplorasi air, konsumsi air, produksi air limbah dan
penjernihan air limbah. Pada kegiatan keempat yaitu penjernihan air limbah,
terdapat beberapa proses, antara lain penyaringan, sedimentasi, filtrasi dan
disinfektansi. Meskipun system penjernihan ini tergolong efektif, namun
demikian masih cukup mahal terkait dengan sistem dan material yang digunakan
(Widiyanti, 2004).
BAB
3.METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengelolaan Limbah
Pertanian dengan judul “Mengenal Bakteri Escherichia
coli” dilaksanakaln di laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit fakultas
Pertanian Universitas Jember pada tgl 01
Desember 2011 pada jam 14.00 s/d selesai.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.
Suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran biakkan bakteri.
2.
Nutrien agar tegak dan nutrient agar miring
3.
Petridish Steril
3.3 Cara Kerja
A. Cara goresan
1.
Cairkan nutrient agar dalam penangas air
2.
Dinginkan sampai suhunya sekitar 50 0c
3.
Tuangkan medium tersebut dalam cawan petri steril secara aseptis,biarkan sampai
dingin
4.
Ambil 1 ose suspense bahan yang mengandung bakteri dan secara aseptik goreskan
pada permukaan medium nutrient agar. Diharapkan pada akhir goresan akan tumbuh
koloni koloni yang terpisah dan dapat disolasi lebih lanjut.
5.
Setelah selesai digores petridish tutup kembali dengan posisi terbalik dengan
dibunkus dan inkubasikan pada temapiat inkoubasi dengan suhu 370c.
6.
Setelah 48 jam amati pertumbuhan bakteri,yang ditandai tumbuhnya koloni yang
terpisah.
7.
Pilih dari masing-masing tipe koloni yang terpisah tersebut satu koloni yang
diperkirakan berasal dari satu jenis bakteri.
8.
Ambil secara aseptic dengan ose atau koloni yang dikehendaki dan suspensikan
dalam air steril untuk diamati dan diuji lebih lanjut bentuk morfologi dan
sifat fisiologinya.
B. Cara Taburan
1.
Suspensikan bahan yang mengandung bakteri dengan maksud agar koloni bakteri
dapat terpisah pisah sehingga dapat mudah untuk diisolasi.
2.
Cairkan nutrient agar dalam penangas air.
3.
Dinginkan nutrient agar tersebut sampai suhunya sekitar 500c,selanjutnya
inokulasi dengan 1 ose suspensi bahan
yang mengandung secara aseptic,dan gojog secara hati-hati supaya tercampur
merata
4.
Tuankan kedalam petridish secara aseptic dan ratakan.
5.
Selanjutnya kerjankan seperti ac
ara
diatas (no.5 dan seterusnya).
BAB
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pada
praktikum pengenalan bakteri Escherichia
coli didapatkan data koloni bakteri yang telah disolasi selama 48 jam.
Didapatkan data :
Nama Limbah
|
Metode
|
Jumlah E-Coli
|
Air tahu
|
Strake plate
|
62
|
Puru plate
|
453
|
|
Sungai Bedadung
|
Strake plate
|
29
|
Puru plate
|
326
|
|
Air Deterjen
|
Strake plate
|
86
|
Puru plate
|
117
|
|
Sungai Jompo
|
Strake plate
|
56
|
Puru plate
|
225
|
4.2
Pembahasan
Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian
yang seksama, karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal ,karena air sudah banyak tercemar
oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari
kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan
dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat.limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat dan mikroba
patogen pun ikut juga
berkembang
biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Adanya penurunan kualitas air yang terjadi ada yang
disebabkan tercemarnya air oleh bakteri. Kebanyakan bakteri yang terdapat pada
air yang terinfeksi adalah bakteri Escherichia coli. Untuk mengetahui keberadannya ialah dengan cara mengisolasi bakteri yang ada pada beberapa limba
dengan dua metode isolasi dan selanjunya adalah membandingkan jumlah bakteri
antar limbahnya dan antar metode, yakni metode isolasi pour plate dan streak
plate.
Berdasarkan data yang telah
didapatkan pada bakteri Escherichia coli
yang berada pada masing-masing limbah, yakni limbah tahu, sungai bedadung,
sungai jompo, serta air deterjen didapatkan jumlah pupulasi dari dua metode
yang dilakukan. Pada limbah air bekas tahu didapatkan total jumlah bakteri dari
kedua metode isolasi sebanyak 515 koloni bakteri. Selanjutnya adalah limbah air
sungai bedadung dengan total bakteri sebanyak 355 koloni bakteri. Pada
limbah air deterjen sebanyak 203 koloni
bakteri. Sedangkan limbah sungai jompo sebesar 281 koloni bakteri. Berdasarkan
data tersebuut maka, jumlah bakteri setelah dilakukan isolasi yang menandakan
jumlah besarnya bakteri yang ada pada limbah tersebut yang paling banyak adalah
pada limbah air tahu. Hal ini menandakan bahwa limbah air tahu merupakan bahan
yang paling cepat dalam proses perkembangnbakan bakteri E-coli dan merupakan
bahan yang dapat memberikan kondisi yang paling sesuai dengan pertumbuhan
bekteri E-coli. Sedangkan limbah yang paling sedikit jumlah bakterinya adalah
pada limbah air deterjen. Hal ini berarti bakteri tumbuh kurang maksimal pada
limbah air deterjen, sebab pada limbah ini masih banyak terdapat bahan-bahan
kimia yang tidak disukai oleh bakteri, sedang bakteri lebih menyukai bahan
organic. Itulah mengapa pada limbah air deterjen koloni yang didapatkan paling
sedikit jika dibandingkan dengan limbah-lmbah yang lain. Sedangkan pada limbah
sungai bedadung jumlah bakteri lumayan besar, hal tersebut dikarenakan
limbah ini juga cocok dan sesuai dengan persyaratan tumbuh bakteri E-coli.
Untuk limbah sungai jompo jumbah bakteri juga cukup banyak yang menandakan
bahwa limbah ini cocok untuk pertumbuhan bakteri E-coli.
Penggunaan metode
isolasi tersebut terdapat perbedaan yang sangat mencolok jumlah koloni bakteri
E-coli yang dadapatkan. Isolasi bakteri Escherichia coli ini dilakukan dengan dua macam teknik isolasi
yaitu teknik isolasi teknik isolasi
streak plate dan pour plate. Kedua
teknik atau metode tersebut mempunyai prinsip yang sama yaitu mengencerkan
organisme sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya. Pada metode
streak plate dilakukan dengan baik biasanya akan menghasilkan terisolasinya
mikroorganisme seperti yang diinginkan. Sedangkan untuk metode pour plate tidak
memerlukan keterampilan yang terlampau tinggi, sebab media yang dibutuhkan
hanya dituangkan pada cawan petri.
Berdasarkan
hasil pengisolasian yang telah didapatkan, jumlah bakteri yang didapatkan
lebiih banyak pada metode pour plate jika dibandingkan dengan metode strake
plate. Hasil tersebuiut dapat dbuktikan dengan adanya jumlah bakteri yang
didapatkan pada masing-masing metode tersebut. Perbedaan jumlah yang sangat
mencolok tersebut dikarenakan pada
metode pour plate suspensi bakteri yang dituangkan kedalam cawaan petri lebih
banyak, sebab pada metode ini suspensi hanya
dituangkan begitu saja dan hanya diratakan pada media yang ada pada
cawan petri, sehingga bakteri yang tumbuh menyebar ke seluruh bagian media.
Sedangkan pada metode streak plate suspensi bakteri yang didapatkan diambil
dengan cara menggunakan jarum ose dan selanjutnya digoreskan ke media yang ada
pada cawan petri, sehingga pada metode ini bakteri yang terisolasi kemungkinan
lebih sedikit dan hanya terbatas pada goresan yang diberikan pada media. Pada
dasarnya kedua metode yang digunakan tersebut sama dengan pengenceran,sehingga
dapat memisahkan antara bakteri dengan bakteri lain. Hanya saja yang membedakan
pada masing-masing metode ini terdapat kelebihan dan kekurangannya. Untuk hasil
yang didapatkan pada metode strake plate lebih mudah mengidentifikasi sertaq
menghitung jumlah koloni yang ada dan lebih mudah dalam membedakan koloni
bakteri. Sedangakn pada metode pour plate bakteri yang didapatkan letaknya
terlalu berdekatan sehingga sulit memisahkan serta menghitung jumlah koloninya,
namun keunggulannya metode ini cepat dan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan
pada metode streak plate, bakterinya lebih mudah dipisahkan antar satu dengan
yang lain, tetapi metode streak plate ini lebih sulit, terutama saat
penggoresan ose pada media.
BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang
didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bakteri E-coli dapat merubah tingkat kualitas air.
2. Jumlah bakteri dipengaruhi olehjenis limbah serta kondisi
lingkungan sesuai dengan syarat tumbuh bakteri.
3. Metode isolasi yang digunakan adalah streak plate dan pour plate memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam menentukan jumlah bakteri.
4. Metode pour plate lebih banyak terdapat koloni bakteri dari pada
metode strake plate.
5.2 Saran
Untuk
mendapatkan hasil pengisolasisn bakteri, maka sebaiknya praktikan memperhatikan
betul teknik pengisolasian yang benar dari masing-masing metode yang digunakan.
Bagi asisten sebaiknya lebih tegas dalam membimbing prektikan, sebab kebanyakan
dari prektikan gurau saat praktikum berlanngsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad Rukaesih. 2004. Kimia
Lingkungan, Andi:Yogyakarta
Balai Laboratorium Kesehatan
Daerah Bengkulu, Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu, 2005. Direktorat Geologi
Geotek LIPI, Air tanah, Geohidrologi, Bandung.
Effendi, 2003, Telaah
Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan,
Kanisius, Yogyakarta.
Suara Merdeka-a,
2008, Sebagian telah tercemar bakteri E. coli, Kamis 3 April 2008
Suara
Merdeka-b, 2008, Tinggi, Kandungan E. coli di sumur warga, Senin 21
April 2008
Widiyanti, Ni
Luh Putu, Ni Putu Ristiati, 2004, Analisis Kualitatif koliform pada Depo Air
MinumIsi Ulang di Kota Singaraja Bali, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.3 No.
1, April 2004:63-74

Laporan
Praktikum
Pengelolaan
Limbah Pertanian
Mengenal
Bakteri Escherichia Coli
OLEH
:
ANDIKA
SEPTA S.B.H.
NIM
: 081510501139
JURUSAN
HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2010
No comments:
Post a Comment