Friday, October 19, 2012

EVALUASI KARAKTERISTIK, KEMAMPUAN, DAN KESESUAIAN LAHAN DI KAKI LERENG GUNUNG BROMO



LAPORAN PRAKTIKUM
EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN

EVALUASI KARAKTERISTIK, KEMAMPUAN, DAN KESESUAIAN  LAHAN DI KAKI LERENG
GUNUNG BROMO




Oleh :
ANDIKA SEPTA S.B.H.
081510501139





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
            Lahan merupakan kesatuan berbagai sumberdaya daratan yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem struktural dan fungsional. Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh macam sumberdaya yang merajai dan macam serta intensitas interaksi yang berlangsung antar sumberdaya. Pembangunan dan perkembangan suatu daerah tidak akan terlepas dari sumberdaya yang dimiliki oleh daerah itu sendiri.  Smberdaya tersebut diantaranya yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya binaan. Sumberdaya alam sendiri terbagi menjadi sumberdaya air, sumberdaya tanah, sumberdaya hutan dan sumberdaya mineral. Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Dalam hal ini, sumberdaya lahan termasuk kedalam sumberdaya alam yang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan pembangunan dan pengembangan suatu daerah. Sumberdaya lahan mencakup semua karakteristik dan proses-proses serta fenomena-fenomena lahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.  Salah satu tipe penggunaan lahan yang penting ialah penggunaan sumberdaya lahan dalam tipe-tipe pemanfaatan lahan (land utilization type) pertanian untuk mendapatkan hasil-hasil pertanian dan ternak (Hardjowigeno, 1985).
            Perlu suatu tindakan evaluasi lahan untuk mengetahui kapasitas, kesesuaian lahan serta kemampuan lahan agar perencanaan pembangunan dan pengembangan suatu daerah dapat berjalan berkesinambungan. Lahan di kaki lereng Gunung Bromo merupakan areal yang sangat berpotensi baik dalam bidang pertanian dan non pertanian. Karena berada di daerah lareng gunung bromo yang mengandung banyak material letusan gunung berapi, sebagian besar lahan sangat bagus untuk dikembangkan dalam bidang pertanian. Untuk mengetahui potensi ini maka perlua adanya kajian tentang kemampuan dan kualitas lahannya sebagai acuan dalam penggunaan lahan. Penggunaan lahan sendiri berhubungan dengan sumber daya manusianya dalam mengelola lahannya, difungsikan untuk apa lahannya, tindakan apa saja yang perlu dilakukan dengan kondisi lahannya, serta usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan dalam memperbaiki kondisi lahannya. Nah untuk menjawab hal tersebut, maka penting sebelum mengambil keputusan pnggunaan lahan untuk dilakukan evaluasi lahan terlebih dahulu agar penggunaan lahan dapat optimal tampa mengurangi keseimbangan agroekosistem di dalamnya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui karakteritik, kemampuan, dan kesesuaian lahan di kaki lereng
    Gunung Bromo.
2. Menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat di lahan kaki Gunung
    Bromo.

1.2 Manfaat
1. Dapat mengetahui karakteristik, kemampuan, dan kesesuaian lahan di kaki
    lereng unung Bromo
2. Dapat menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat di lahan kaki Gunung
    Bromo.

BAB 2. TINJUAN PUSTAKA

Lahan merupakan kata yang diartikan dari bahasa inggris yaitu land. Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia (Christian dan Stewart, 1968).  Secara lebih rinci, istilah lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976). Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan (ii) komponen fungsional yang  sering disebut kualitas lahan.  Kualitas lahan ini pada hakekatnya merupakan  sekelompok  unsur-unsur lahan (complex attributes) yang menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan (FAO, 1976). Selain itu, lahan juga memiliki arti ruang atau tempat. Sehingga kata lahan bisa disetarakan maknanya dengan kata land. (Arsyad, 1989)
Evaluasi sumberdaya lahan diartikan sebagai rangkaian proses penilaian atau keragaan lahan jika untuk tujuan tertentu yang meliputi pelaksanaan dan intyerpretasi survey dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainnya agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan. (FAO, 1976). Brinkman dan Smyth (1973) mendifinisikan evaluasi lahan sebagai proses penelaahan dan interpretasi data dasar tanah, vegetasi, iklim dan komponen lainnya agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan pertama antara berbagai alternatif penggunaan lahan dalam term sosial-ekonomi yang sederhana. Konsepsi ini telah dikembangkan lebih lanjut oleh Soepraptohardjo dan Robinson (1975), yang telah mengemukakan beberapa faktor penting lainnya, yaitu kedalaman efektif tanah, tekstur tanah di daerah perakaran, pori air tersedia, batu-batu di permukaan tanah, kesuburan tanah, reaksi tanah, keracunan hara, kemiringan, erodibilitas tanah, dan keadaan agro klimat. Manfaat dari adanya evaluasi lahan yaitu memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas-batas kemungkinan penggunaannya serta tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat dipergunakan secara berkesinambungan sesuai dengan hambatan atau ancaman yang dikandungnya.(Arsyad, 1989).
      Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan interpretasi data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah atau survei sumber daya lahan lainnya, sesuai dengan tingkat dan skala pemetaannya.
      Suatu daerah yang akan dievaluasi harus dibagi ke dalam beberapa satuan peta lahan (SPL) yang didasarkan atas satuan peta tanah (SPT) hasil survey tanah karena ia menentukan tingkat pengamatan (survey) dan kerincian data yang akan disajikan. (Arsyad, 1989).
Seperti halnya satuan peta tanah, maka satuan peta (SPL) jarang yang benar-bemar homogen (Rayes, 2007), oleh karena itu dibedakan menjadi :
1.    Macam Satuan Peta Lahan (SPL)
SPL tunggal : mengandung hanya satu jenis lahan
      SPL majemuk : mengandung lebih dari satuan jenis lahan.
2.    Mengidentifikasi Sifat dan karakteristik lahan
      Setiap lahan memiliki karakteristik masing-masing, yaitu keadaan unsur-unsur lahan  yang dapay diukur atau diperkirakan seperti tekstur tanah, stuktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, sistribusi hujan, temperature, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya (Arsyad, 1989). Karakteristik lahan  ini sangat mempengaruhi perilaku lahan, seperti bagaimana ketersediaan air, pencemaran udara, perkembangan akar, kepekaan terhadap erosi, ketersediaan unsur hara dan lain-lain. Untuk itu, diperlukan identifikasi sifat dan karakteristik lahan untuk bahan evaluasi yang akan dilakuakan dan pengambilan alternatif-alternatif yang akan diterapkan. Namun, karakteristik lahan ini belum bisa menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika dipergunakan untuk penggunaan, atau dengan kata lain ia belum dapat menentukan kelas kemampuan lahan.
3.    Menentukan faktor taksiran
      Tahapan ini dilakuakan ketika survey sumberdaya lahan seperti pemetaan dan mengidentifikasi karakteristik lahan telah dilaksanakan dan data telah dianalisa. Dalam menentukan faktor taksiran harus memperhatikan faktor pembatas, faktor yang mempengaruhi lahan dan keperluan penggunaan lahan. Penentuan faktor taksiran dapat dilakukan dengan :
      a. Metode Parametrik : yaitu dengan memberi nilai 1-100 atau 1-10 pada setiap sifat lahan, faktor iklim dan faktor lainnya yang mempengaruhi kualitas lahan. Kemudian setipa nilai digabungkan dengan penambahan atau perkalian dan ditetapkan selanf nilai untuk setiap kelas dengan nilai tertinggi untuk kelas terbaik dan nilai terendah untuk kelas terburuk.
      b. Metode Faktor penghambat : yaitu dengan mengurutkan kualitas lahan atau sifat-sifat lahan dari yang terbaik hingga yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan atau ancamannya sampai ke yang paling besar. Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.
      4. Evaluasi kesesuaian dan kemampuan lahan
      Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Sitorus, 1985).  Dari berbagai tahapan diatas, maka evaluasi kesesuaian dan kemampuan lahan dapat dilakukan berdasarkan faktor taksiran yang telah dilakukan. Pada tahap ini, akan diketahui apakah suatu lahan telah memenuhi kesesuaian dan kemampuan lahan untuk suatu tujuan tertentu atau tidak. Apabiila tidak, maka evaluasi ini akan menghasilkan pilihan-pilihan alternalif untuk pengambilan keputusan dalam sebuah perencanaan penggunaan lahan.



BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum lapang ini diaksanakan pada tanggal 8 Mei 2011, bertempat di kaki lereng Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pisau lapang
2. Munsell Soil Colour Charts
3. Botol film
4. pH meter (lakmus)
5. Alat pembidik ketinggian tempat
6. Kamera
7.  Aneka alat tulis
8. GPS

3.2.2 Bahan
1. Plastik
2. Label
3. Air
4. Kertas lakmus

3.3 Cara Kerja
1. Penentuan karakteristik tanah, dengan menyandra profil tanah. Di analisis
    morfologi, gejala, dan karakteristik tanahnya pada berbagai lapisan hingga
    mendapatkan data-data tanahnya.
2. Menentukan pH dilakukan dengan menggunakan metode kertas lakmus.
3. Menentukan ketinggian tempat dengan menggunakan alat pembidik ketinggian
    Tempat.
4. Menentukan posisi Lintang dan Bujur dengan menggunakan GPS.


BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Kelas Kemampuan Lahan
Parameter
Data
Kelas
Klas Kemampuan Lahan
Sub Kelas
1.      Kecuraman Lereng
50 %
E
VI





VIe
2.      Tingkat Erosi          
Sedang
e1
II
3.      Kepekaan Erosi    
Agk Tinggi
KE4
III
4.      Tekstur Tanah
~ Lapisan Atas
~ Lapisan Bawah

Clay Loam
Clay Loam

t2
t2

II
II
5.      Permeabilitas        
Agk Lmbat
P2
IV
6.      Kedalaman Tanah
 90 cm
k1
II
7.      Drainase Tanah    
Agak Baik
d2
II
8.      Sebaran Batuan    
Sedikit
b1
III
9.      Ancaman Banjir   
Tidak Ada
O0
I
10.  Salinitas                
---
g0
I
     Faktor Pembatas


~ Kecuraman Lereng
~ Permeabilitas
       Pengelolaan



1.      Melihat adanya kecuraman lereng yang mencapai 50% dan kecuraman ini tergolong agak curam, maka perlu adanya pengelolaan tanah. Salah satunya adalah dengan membuat terasiring dengan teras-teras bangku untuk mengurangi terjadinya erosi karena pada lahan ancaman/kepekaan erosi tersebut tergolong agak tinggi. Pada lahan telah sesuai dengan pengelolaan dengan membuat teras hanya saja terdapat beberapa perawatan lahannya yang kurang.
2.      Karena permeabilitasnya agak lambat maka perlu adanya pengolahan tanah, dapat berupa pemberian berbagai bahan pembenah tanah (bahan organik) agar neraca uadara dan air di dalam tanah berlangsung seimbang.
3.      Pengelolaan lebih lanjut adalah untuk arahan penggunaan lahan yang harus tepat.

Arahan Penggunaan Lahan
~ Tanaman makan ternak   ~ Hutan Produksi
~ Padang penggembalaan  ~ Hutan lindung / Cagar alam

4.1.2 Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman
1.      Tahunan (Kelapa, Mangga, Durian, Alpukat, Sengon, Bambu, Cengkeh)
Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Kelapa
 t- Rejim emperatur
1.     Rata-rata temperatur    
  tahunan (0C)

---
---



w- Ketersediaan Air
1.         Bulan Kering
2.         Rata2 Curah Hujan

---
---



 r- Kondisi Perakaran
1.      Drainase
2.      Tekstur Tanah
3.      Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S2
 f- Retensi Nutrisi
1.      KTK
2.      pH

Tinggi
6-7


S1
S1
 n- Ketersediaan Hara
1.      Total N
2.      P2O5 tersedia
3.      K2O tersdia

---
---
---

 x- Toksisitas
1.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
1.      Lereng
2.      Sebaran Batuan
3.      Singkapan Batuan
4.      Ketinggian
5.      Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S2
S2



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs

Karakteristik Lahan

Data

Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Sengon
 t- Rejim emperatur
2.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---




w- Ketersediaan Air
3.         Bulan Kering
4.         Rata2 Curah Hujan

---
---




 r- Kondisi Perakaran
4.      Drainase
5.      Tekstur Tanah
6.      Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S2
 f- Retensi Nutrisi
3.      KTK
4.      pH

Tinggi
6-7


S1
S1
 n- Ketersediaan Hara
4.      Total N
5.      P2O5 tersedia
6.      K2O tersdia

---
---
---


 x- Toksisitas
2.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
6.      Lereng
7.      Sebaran Batuan
8.      Singkapan Batuan
9.      Ketinggian
10.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S2
S2
S2



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S2
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S1rs
Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Cengkeh
 t- Rejim emperatur
3.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---




w- Ketersediaan Air
5.         Bulan Kering
6.         Rata2 Curah Hujan

---
---




 r- Kondisi Perakaran
7.      Drainase
8.      Tekstur Tanah
9.      Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S3
 f- Retensi Nutrisi
5.      KTK
6.      pH

Tinggi
6-7


S1
S1
 n- Ketersediaan Hara
7.      Total N
8.      P2O5 tersedia
9.      K2O tersdia

---
---
---


 x- Toksisitas
3.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
11.  Lereng
12.  Sebaran Batuan
13.  Singkapan Batuan
14.  Ketinggian
15.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S2
S2



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan

K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs
2.      Semusim (Pisang, Tales, Kacang Tanah, Ketela Pohon)

Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Pisang
 t- Rejim emperatur
4.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---



w- Ketersediaan Air
7.         Bulan Kering
8.         Rata2 Curah Hujan

---
---



 r- Kondisi Perakaran
10.  Drainase
11.  Tekstur Tanah
12.  Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S1
 f- Retensi Nutrisi
7.      KTK
8.      pH

Tinggi
6,0 – 7,0


S1
S1
 n- Ketersediaan Hara
10.  Total N
11.  P2O5 tersedia
12.  K2O tersdia

---
---
---

 x- Toksisitas
4.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
16.  Lereng
17.  Sebaran Batuan
18.  Singkapan Batuan
19.  Ketinggian
20.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S2
S2



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs

Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Tales
 t- Rejim emperatur
5.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---




w- Ketersediaan Air
9.         Bulan Kering
10.     Rata2 Curah Hujan

---
---




 r- Kondisi Perakaran
13.  Drainase
14.  Tekstur Tanah
15.  Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S3
S1
S1
 f- Retensi Nutrisi
9.      KTK
10.  pH

Tinggi
6,0 – 7,0


S1
S2
 n- Ketersediaan Hara
13.  Total N
14.  P2O5 tersedia
15.  K2O tersdia

---
---
---

 x- Toksisitas
5.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
21.  Lereng
22.  Sebaran Batuan
23.  Singkapan Batuan
24.  Ketinggian
25.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S3
S3



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran     ~ pH Tanah
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs

Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Ketela Pohon
 t- Rejim emperatur
6.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---



w- Ketersediaan Air
11.     Bulan Kering
12.     Rata2 Curah Hujan

---
---



 r- Kondisi Perakaran
16.  Drainase
17.  Tekstur Tanah
18.  Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S2
 f- Retensi Nutrisi
11.  KTK
12.  pH

Tinggi
6,0 – 7,0


S1
S2
 n- Ketersediaan Hara
16.  Total N
17.  P2O5 tersedia
18.  K2O tersdia

---
---
---

 x- Toksisitas
6.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
26.  Lereng
27.  Sebaran Batuan
28.  Singkapan Batuan
29.  Ketinggian
30.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S3
S3



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                             
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
~ pH
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs

Karakteristik Lahan
Data
Kesesuaian Lahan (Tanaman)
Tanaman Kacang Tanah
 t- Rejim emperatur
7.     Rata-rata temperatur   
  tahunan (0C)

---
---



w- Ketersediaan Air
13.     Bulan Kering
14.     Rata2 Curah Hujan

---
---



 r- Kondisi Perakaran
19.  Drainase
20.  Tekstur Tanah
21.  Kedalaman Perakaran

Baik, agak lambat
Clay Loam
 90 cm


S1
S1
S1
 f- Retensi Nutrisi
13.  KTK
14.  pH

Tinggi
6,0 – 7,0


S1
S1
 n- Ketersediaan Hara
19.  Total N
20.  P2O5 tersedia
21.  K2O tersdia

---
---
---

 x- Toksisitas
7.      Salinitas

---


 s- Kondisi Lapang
31.  Lereng
32.  Sebaran Batuan
33.  Singkapan Batuan
34.  Ketinggian
35.  Letak Geografis

160 / 50 %
Sedikit
Sedikit
698 mdpl
7,868240 LS
113,0551 BT


S3
S3
S3



K. Kesesuaian Lahan Aktual
Sub Kelas


S3
rs
Faktor Pembatas
~ Lereng                            
~ Kedalaman perakaran
~ Sebaran  batuan
~ Singkapan batuan
K. Ksesuaian Lhan Potensial

S2 rs


4.2  Pembahasan
4.2.1   Kemampuan Lahan
            Lahan di daerah kaki lereng Gunung Bromo merupakan lahan yang berpotensi jika dimanfaatkan dengan benar penggunaan lahannya. Untuk itu di dalam pelaksanaan perencanaan penngunaan lahan harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan mengevaluasi dan identifikasi kemampuan lahan. Lahan di lereng kaki Gunung Bromo yang telah di evaluasi tersebut masih belum digunakan sebagaimana mestinya. Lahan yang seharusnya dimanfaatkan dan dilestarikan kurang terawat. Hal tersebut ditandai dengan tidak teraturnya kondisi tanaman dan tidak jelas penggunaan lahannya, merki telah terdapat pengelolaan tanahnya dengan pebuaan ters-teras bangku.
            Setelah dilakukan survey kemampuan lahan, lahan di kaki lereng Gunung Berapi tergolong dalam Kelas Kemampuan Lahan VI dengan Sub kelas Vie. Hal ini berarti lahan memiliki hambatan yang berat disebabkan terleakn pada lereng yang agak curam sehingga mudah tererosi atau kedalaman tanah efekatifnya sangat dangkal dan tealah mengalami erosi berat. Sedangkan faktor pembatas atau ancamaman kerusakan yang tidak dapat dikhilangkan adalah berupa lereng yang curam, ancaman erosi yang berat, telah tererosi berat, berbatu-batu, darah perakaran dangkal, dan iklim yang tidak ssesuai.Oleh karena itu lahan ini tidak cocok/sesuai untuk ditanami tanaman semusim, tetapi lebih sesuai untuk tanaman makan ternak secara permanen, padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung atau cagar alam.
            Perlu adanya pengelolaan lahan untuk mengatasi keadaan tersebut, diantaranya adalah dengan pembuatan teras untuk mengurangi terjadinya erosi. Apalagi jika tanah sangat peka terhadap erosi. Pembuatan tipe teras disesuaikan daengan jenis tanah, sebaran batuan, serta kepekaan terhadap erosi. Penanaman tanaman-tanaman penutup tanah dan tanaman kehutanan untuk mengurangi hantaman air hujan secara langsung. Selain itu untuk memperbaiki kondisi tanah dapat dilakukakan dengan pemberian bahan organik, sebab bahan organik dapat memperbaiki drainase, memperkaya unsur hara, porositas, dll. Untuk itu pada lahan ini perlu pengelolaan lahan yang lebih baik lagi.

4.2.2   Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman
            Berdasarkan hasil survei pada lahan ini, tanaman yang paling sesuai untuk tanaman tahunan adalah tanaman sengon, karena adanya faktor-faktor pembatas pada kelas aktualnya tergolong dalam kelas S2 dan keadaan ini dapat dimanipulasi menjadi S1, sedangkan untuk tanman yang lain (tanaman Kelapa, Mangga, Durian, Alpukat, Sengon, Bambu, Cengkeh) kelas kemampuanya termasuk S3, meski dapat dimanipulasi menjadi kelas kemampuan potensial, namun input yang dikeluarkan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman sengon. Data yang didapatkan sebenarnya kurang valid, karena tedapat beberapa data-data yang belum didapatkan karena terkendala oleh peralatan yang dibawa kelapang kurang, sehingga data  tentang iklim, ketersediaan hara, dan toksisitas tidak dapat diketahui.
            Sedangkan untuk tanaman semusimnya yang paling sesuai adalah tanaman pisang, karena rating kesesuaian lahan hanya terdapat 1 aspek yang tegolong S3 sendengkan tanman yang lain (Tales, Kacang Tanah, Ketela Pohon) rating kesesuaian lahannya lebih dari 1 yang tegolong S3, meski kesesuaian lahan aktualnya dapat dimanipulasi namun biaya/ input yang daikeluarkan akan lebih besar. 

4.2.3   Rekomendasi
            Jika dikaitkan hasil survei dengan kondisi real dilapang, maka masih banyak terdapat kekurangan  dalam penggunaan dan pengelolaan lahannya di kaki lereng Gunung Bromo ini. Meski begitu terdapat beberapa hal yanng telah sesuai dengan kaidah pengelolaan, salah satunya adalah pembuatan teras. Di lahan dibuat teras-teras bangku luar, dengan beberapa tanaman alang-alang dan sedikit tanaman semusim dan tanaman tahunan. Maka dalam penggunaan lahan adalah untuk tanaman tahunan/ tanaman berkayu yang ditanam dengan cara intercropping dengan berbagai jenis tanaman tahunan. Harapannya agar sebaran perakaran tanaman heterogen, sehigga dapat megurangi tejadinya erosi karena lahan ini tergolong lahan yang curam. Perlu adanya pengelolaan lahan lebih lanjut jika lahan ini akan di manfaatkan dengan keperluan tertentu.


BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil data survei yang telah didaptkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Berdasarkan datakarakteristik dan kemampuan lahannya, penggunaan lahan kaki lereng Gunung Brumo kurang sesuai.
2.      Penggunaan lahan tidak sesuai untuk tanaman semusim, melainkan tanaman tahunan yang memiliki perakaran dalam.
3.      Arahan penggunaan lahan yang sesuai adalah tanaman pakan ternak, hutan lindung, cagar alam, dan hutan produksi.

5.2 Saran
            Untuk praktikum selanjutanya sebaiknya lebih dipersiapkan alat dan bahan yang akan dibawa, harapannya adalah agar data yang didapatkan lebih banyak dan valid, sehingga dapat dianalisis dengan lebih baik karakteristik, kemampuan, serta kesesuaian lahanya.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Penerbit ITB.

Brinkman, R. And A.J. Smyth. 1973. Land Evaluation for Ruaral purposes.           Intern. Inst. Land Recl. And Improv (IRLI), Publ. 17, Wigeningen.

Christian and Stewart, 1968 C.S. Christian and G.A. Stewart, Methodology of       integrated surveys, Proceedings of the Toluouse Conference on Aerial     Surveys and Integrated Studies, UNESCO, Paris.

FAO. 1976. A Framework of Land Evaluation. FAO Soil Bull. No. 32/I/IRLI        Publ. No.22 Rome, Italy. 30h.

Harjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Persindo.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Yogyakarta :          Penerbit Andi.

Sitorus, Santun P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito

Soepraptohardjo, M. dan C.H. Robinson. 1975. Land capability appraisal system   for agricultural uses in Indonesia. Soil Research Institute, Bogor.

Sudibya, J. 2005. Buku Ajar Survei Tanah dan Evaluasi lahan. Universitas             Jember. Jember.

2 comments:

  1. Maaf mau tanya. saya Eri dari Ilmu Tanah UNPAD. kalo tabel kesesuaian lahan di atas sumbernya dari mana ya? kebetulan sekarang saya sedang penelitian mengkaji kesesuaian lahan. mohon izin juga tulisannya saya jadikan referensi. :)

    ReplyDelete
  2. Oh yaya Eri, gmn nih kabarnya?
    wah lama jg nih gak tak bukak blognya.. sumber referensinya dr Dapus atas nama "Sudibya" dosen unej.. monggo silahkan, dishare jg gakpapa

    ReplyDelete