Friday, October 19, 2012

Mengenal Bakteri Escherichia Coli




UNEJ 2.jpg


Laporan Praktikum
Pengelolaan Limbah Pertanian

Mengenal Bakteri Escherichia Coli




OLEH :
ANDIKA SEPTA S.B.H.
NIM : 081510501139




JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di dunia ini air merupakan salah satu komponen penting kebutuhan hidup manusia. Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, memasak, mandi maupun mencuci. Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini sudah mulai berkurang, karena penurunan kualitas maupun kuantitas air di lingkungan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena pencemaran air. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air menjadi masalah yang besar. Dampak langsung dari pencemaran air adalah terjadi degradasi air di mana-mana, baik itu di air tanah, air sungai, maupun air laut. Sedangakn pencemaran itu sendiri dapat terjadi akibat adanya bakteri Untuk mengetahui dampak pencemaran air oleh adanya bakteri adalah dengan mengisolasi limbah yang mengandung baktri, yang dalam hal ini adalah bakteri E-coli. 
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.  Penurunan kualitas air yang terjadi di menjadi sorotan utama yaitu tercemarnya air oleh bakteri E-coli, permasalahan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pola hidup kebanyakan masyarakat. Dengan adanya hal tersebut maka keberadaan air sebagai kebutuhan sehari-hari akan menjadi tercemar, maka untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi akibat keberadaan bakteri E-coli perlu adanya pengidentifikasian jumlah besarnya bakteri pada limbah cair. Sebagai perbandingannya maka diambil beberapa sampel dari berbagai jenis limbah cair. Dengan menggunakan metode isolasi maka akan didapatkan jumlah bakteri dalam bentuk koloni. Dengan pentingnya untuk mengetehui jumlah besarnya bakteri dalam air, maka metode ini penting untuk dilakukan.
 
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dimana saja Bakter Escherichia coli  berada,dan apa saja manfaat dari bakteri Escherichia coli  tersebut bagi manusia.






















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Dalam pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus terus diperhatikan segenap pengguna air termasuk juga oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003).
            Penurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sumur oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya sistem pembuangan limbah masyarakat, pembuatan Wc, septik tank dan sumur resapan yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar. Hal ini dapat dilihat pada penelitian jumlah bakteri E.coli dimana pada sumur gali yang ada di Sekolah MAN II Talang Rimbo dan industri kopi cap Gelas Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu jumlah E.coli yaitu >2400 MPN/100ml atau dapat beresiko tinggi karena ambang baku mutu bakteri E.coli adalah 50 MPN/100ml (Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Bengkulu, Dinas Kesehatan Proinsi Bengkulu, 2005).
Di dunia ini air merupakan salah satu komponen penting kebutuhan hidup manusia. Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, memasak, mandi maupun mencuci. Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini sudah mulai berkurang, karena penurunan kualitas maupun kuantitas air di lingkungan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena pencemaran air. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air menjadi masalah yang besar. Dampak langsung dari pencemaran air adalah terjadi degradasi air di mana-mana, baik itu di air tanah, air sungai, maupun air laut (Achmad, 2004).
Beberapa contoh pencemaran air terjadi di beberapa daerah antara lain Gunungkidul, Klaten dan Banjarnegara. Di Gunungkidul, pencemaran air bersih mengakibatkan kasus diare pada masyarakat yang menggunakan sumber air tercemar tersebut (Suara Merdeka-a, 2008). Sementara di Klaten, Desa Sukorejo.Wedi, pencemaran air menyebabkan penyakit typus, diare maupun demam. Begitu pula kasus yang terjadi di daerah Banjarnegara (Suara Merdeka-c, 2008).
Dari ketiga kasus tersebut, kesamaannya adalah air yang dikonsumsi mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) yang melebihi batas ambang yang diperkenankan pada air yang memenuhi syarat dikonsumsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan air bersih yang bebas dari pencemaran akibat banyaknya aktivitas manusia dewasa ini. Secara umum ada empat kegiatan dalam siklus perputaran air berkaitan aktivitas manusia, yaitu eksplorasi air, konsumsi air, produksi air limbah dan penjernihan air limbah. Pada kegiatan keempat yaitu penjernihan air limbah, terdapat beberapa proses, antara lain penyaringan, sedimentasi, filtrasi dan disinfektansi. Meskipun system penjernihan ini tergolong efektif, namun demikian masih cukup mahal terkait dengan sistem dan material yang digunakan (Widiyanti, 2004).




BAB 3.METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum Pengelolaan Limbah Pertanian dengan judul “Mengenal Bakteri Escherichia coli” dilaksanakaln di laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit fakultas Pertanian Universitas Jember  pada tgl 01 Desember 2011 pada jam 14.00 s/d selesai.

3.2. Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran biakkan bakteri.
2. Nutrien agar tegak dan nutrient agar miring
3. Petridish Steril

3.3 Cara Kerja
A. Cara goresan
1. Cairkan nutrient agar dalam penangas air
2. Dinginkan sampai suhunya sekitar 50 0c
3. Tuangkan medium tersebut dalam cawan petri steril secara aseptis,biarkan sampai dingin
4. Ambil 1 ose suspense bahan yang mengandung bakteri dan secara aseptik goreskan pada permukaan medium nutrient agar. Diharapkan pada akhir goresan akan tumbuh koloni koloni yang terpisah dan dapat disolasi lebih lanjut.
5. Setelah selesai digores petridish tutup kembali dengan posisi terbalik dengan dibunkus dan inkubasikan pada temapiat inkoubasi dengan suhu 370c.
6. Setelah 48 jam amati pertumbuhan bakteri,yang ditandai tumbuhnya koloni yang terpisah.
7. Pilih dari masing-masing tipe koloni yang terpisah tersebut satu koloni yang diperkirakan berasal dari satu jenis bakteri.
8. Ambil secara aseptic dengan ose atau koloni yang dikehendaki dan suspensikan dalam air steril untuk diamati dan diuji lebih lanjut bentuk morfologi dan sifat fisiologinya.

B. Cara Taburan
1. Suspensikan bahan yang mengandung bakteri dengan maksud agar koloni bakteri dapat terpisah pisah sehingga dapat mudah untuk diisolasi.
2. Cairkan nutrient agar dalam penangas air.
3. Dinginkan nutrient agar tersebut sampai suhunya sekitar 500c,selanjutnya inokulasi dengan 1 ose suspensi  bahan yang mengandung secara aseptic,dan gojog secara hati-hati supaya tercampur merata
4. Tuankan kedalam petridish secara aseptic dan ratakan.
5. Selanjutnya kerjankan seperti ac
ara diatas (no.5 dan seterusnya).















BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
            Pada praktikum pengenalan bakteri Escherichia coli didapatkan data koloni bakteri yang telah disolasi selama 48 jam. Didapatkan data :
Nama Limbah
Metode
Jumlah E-Coli
Air tahu
Strake plate
62

Puru plate
453
Sungai Bedadung
Strake plate
29

Puru plate
326
Air Deterjen
Strake plate
86

Puru plate
117
Sungai Jompo
Strake plate
56

Puru plate
225

4.2 Pembahasan 
Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama, karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal ,karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat.limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat dan mikroba patogen pun ikut juga
berkembang biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Adanya penurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air oleh bakteri. Kebanyakan bakteri yang terdapat pada air yang terinfeksi adalah bakteri Escherichia coli. Untuk mengetahui keberadannya ialah dengan cara mengisolasi bakteri yang ada pada beberapa limba dengan dua metode isolasi dan selanjunya adalah membandingkan jumlah bakteri antar limbahnya dan antar metode, yakni metode isolasi pour plate dan streak plate.
Berdasarkan data yang telah didapatkan pada bakteri Escherichia coli yang berada pada masing-masing limbah, yakni limbah tahu, sungai bedadung, sungai jompo, serta air deterjen didapatkan jumlah pupulasi dari dua metode yang dilakukan. Pada limbah air bekas tahu didapatkan total jumlah bakteri dari kedua metode isolasi sebanyak 515 koloni bakteri. Selanjutnya adalah limbah air sungai bedadung dengan total bakteri sebanyak 355 koloni bakteri. Pada limbah  air deterjen sebanyak 203 koloni bakteri. Sedangkan limbah sungai jompo sebesar 281 koloni bakteri. Berdasarkan data tersebuut maka, jumlah bakteri setelah dilakukan isolasi yang menandakan jumlah besarnya bakteri yang ada pada limbah tersebut yang paling banyak adalah pada limbah air tahu. Hal ini menandakan bahwa limbah air tahu merupakan bahan yang paling cepat dalam proses perkembangnbakan bakteri E-coli dan merupakan bahan yang dapat memberikan kondisi yang paling sesuai dengan pertumbuhan bekteri E-coli. Sedangkan limbah yang paling sedikit jumlah bakterinya adalah pada limbah air deterjen. Hal ini berarti bakteri tumbuh kurang maksimal pada limbah air deterjen, sebab pada limbah ini masih banyak terdapat bahan-bahan kimia yang tidak disukai oleh bakteri, sedang bakteri lebih menyukai bahan organic. Itulah mengapa pada limbah air deterjen koloni yang didapatkan paling sedikit jika dibandingkan dengan limbah-lmbah yang lain. Sedangkan pada limbah sungai bedadung jumlah bakteri lumayan besar, hal tersebut dikarenakan limbah ini juga cocok dan sesuai dengan persyaratan tumbuh bakteri E-coli. Untuk limbah sungai jompo jumbah bakteri juga cukup banyak yang menandakan bahwa limbah ini cocok untuk pertumbuhan bakteri E-coli.
Penggunaan metode isolasi tersebut terdapat perbedaan yang sangat mencolok jumlah koloni bakteri E-coli yang dadapatkan. Isolasi bakteri Escherichia coli ini dilakukan dengan dua macam teknik isolasi yaitu teknik isolasi  teknik isolasi streak plate dan pour plate. Kedua teknik atau metode tersebut mempunyai prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya. Pada metode streak plate dilakukan dengan baik biasanya akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Sedangkan untuk metode pour plate tidak memerlukan keterampilan yang terlampau tinggi, sebab media yang dibutuhkan hanya dituangkan pada cawan petri.
Berdasarkan hasil pengisolasian yang telah didapatkan, jumlah bakteri yang didapatkan lebiih banyak pada metode pour plate jika dibandingkan dengan metode strake plate. Hasil tersebuiut dapat dbuktikan dengan adanya jumlah bakteri yang didapatkan pada masing-masing metode tersebut. Perbedaan jumlah yang sangat mencolok tersebut  dikarenakan pada metode pour plate suspensi bakteri yang dituangkan kedalam cawaan petri lebih banyak, sebab pada metode ini suspensi hanya  dituangkan begitu saja dan hanya diratakan pada media yang ada pada cawan petri, sehingga bakteri yang tumbuh menyebar ke seluruh bagian media. Sedangkan pada metode streak plate suspensi bakteri yang didapatkan diambil dengan cara menggunakan jarum ose dan selanjutnya digoreskan ke media yang ada pada cawan petri, sehingga pada metode ini bakteri yang terisolasi kemungkinan lebih sedikit dan hanya terbatas pada goresan yang diberikan pada media. Pada dasarnya kedua metode yang digunakan tersebut sama dengan pengenceran,sehingga dapat memisahkan antara bakteri dengan bakteri lain. Hanya saja yang membedakan pada masing-masing metode ini terdapat kelebihan dan kekurangannya. Untuk hasil yang didapatkan pada metode strake plate lebih mudah mengidentifikasi sertaq menghitung jumlah koloni yang ada dan lebih mudah dalam membedakan koloni bakteri. Sedangakn pada metode pour plate bakteri yang didapatkan letaknya terlalu berdekatan sehingga sulit memisahkan serta menghitung jumlah koloninya, namun keunggulannya metode ini cepat dan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan pada metode streak plate, bakterinya lebih mudah dipisahkan antar satu dengan yang lain, tetapi metode streak plate ini lebih sulit, terutama saat penggoresan ose pada media.


BAB 5.  KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
          Berdasarkan hasil data yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Bakteri E-coli dapat merubah tingkat kualitas air.
2.    Jumlah bakteri dipengaruhi olehjenis limbah serta kondisi lingkungan sesuai dengan syarat tumbuh bakteri.
3.    Metode isolasi yang digunakan adalah streak plate dan pour plate memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menentukan jumlah bakteri.
4.    Metode pour plate lebih banyak terdapat koloni bakteri dari pada metode strake plate.  

5.2 Saran
            Untuk mendapatkan hasil pengisolasisn bakteri, maka sebaiknya praktikan memperhatikan betul teknik pengisolasian yang benar dari masing-masing metode yang digunakan. Bagi asisten sebaiknya lebih tegas dalam membimbing prektikan, sebab kebanyakan dari prektikan gurau saat praktikum berlanngsung.












DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan, Andi:Yogyakarta
Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Bengkulu, Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu, 2005. Direktorat Geologi Geotek LIPI, Air tanah, Geohidrologi, Bandung.
Effendi, 2003, Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Kanisius, Yogyakarta.
Suara Merdeka-a, 2008, Sebagian telah tercemar bakteri E. coli, Kamis 3 April 2008
Suara Merdeka-b, 2008, Tinggi, Kandungan E. coli di sumur warga, Senin 21 April 2008
Widiyanti, Ni Luh Putu, Ni Putu Ristiati, 2004, Analisis Kualitatif koliform pada Depo Air MinumIsi Ulang di Kota Singaraja Bali, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.3 No. 1, April 2004:63-74
























UNEJ 2.jpg


Laporan Praktikum
Pengelolaan Limbah Pertanian

Mengenal Bakteri Escherichia Coli




OLEH :
ANDIKA SEPTA S.B.H.
NIM : 081510501139




JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

No comments:

Post a Comment